Menerka Mengapa Shin Tae-yong Indisipilner, Tak Seperti Sikap Disiplinnya ke Pemain Timnas U-19?



Menyinggung Tim nasional U-19, ada-ada saja yang semestinya tidak jadi bahan pembicaraan khalayak, selanjutnya khalayak juga jadi turut menyorot. Apa yang jadi perhatian khalayak dan apa yang sekarang kembali lagi disorot? Bahkan juga, medium juga telah mulai bicara?


Semenjak kembalinya Tim nasional U-19 dari TC di Krosia, si pelatih Shin Tae-yong (STy) juga ikut-ikutan pulang ke negerinya, Korea Selatan.


Antiknya, waktu Tim nasional panggil TC kembali, sesudah pemain diliburkan, bak tidak ada angin tidak ada hujan, mendadak peserta TC Tim nasional membesar. Walau sebenarnya, sepanjang TC di Kroasia, khalayak telah meramalkan, dari 27 pemain yang pergi ke Kroasia, minus Baggot dan duet kakak pendatang baru adik dari Jerman, bisa banyak pemain yang dicoret dan tidak akan diikutkan kembali pada TC kelanjutan.


Pertimbangan itu pasti benar-benar berdasarkan atas bukti jika beberapa pemain malah cuman jadi wisatawan oleh STy, semakin banyak duduk manis di kursi cadangan.


Sayang, perkiraan masak khalayak meleset. Demikian Tim nasional U-19 kembali lagi siap-siap lakukan TC virtual, rupanya pemain yang diundang malah membesar serta ada beberapa nama yang secara rasional semestinya tidam pantas di panggil TC terlebih jika disaksikan dari sisi tehnik, intelegensi, personaliti, dan speed (TIPS) pemain.


Siapakah yang semestinya tidak akan masuk daftar panggil TC? Khalayak sepak bola nasional juga tentu dapat mengatakan. Lebih dari itu, jika medium dan PSSI menyebutkan jika pemain yang diundang kembali lagi masuk TC, semua ialah opsi murni STy, khalayak juga tahu drama ini. STy masih di Korea, bahkan juga ia kembali pada Indonesia saja molor. Apakah arti dengan panggilan pemain yang membesar dan tidak rasional?


melatih teknik cupang ayam filipina Di luar permasalahan panggilan pemain membesar yang ikutan dunia politik di Indonesia, ditumpangi bermacam kebutuhan yang bisa saja ada juga cukong yang bermain diolah Tim nasional U-19, STy juga membuat dianya pantas ditanyakan.


Kenapa gampang sekali mencoret pemain dan gampang sekali membuat pemain jadi wisatawan, tetapi dianya malahan tidak menjadi contoh. Sikap STy yang tidak on time kembali pada Indonesia sama janjinya, konflik dengan pengajaran dan pembangunan watak pemain yang ia aplikasikan.


Jika STy mencoret pemain yang telat tiba latihan cuman perhitungan menit, lalu tidak mengantarnya TC ke Krosia. Bierikutnya kembali lagi mencoret pemain yang pulang pagi dengan perhitungan ketertinggalan berapakah jam, bagaimana dengan STy yang telah telat dan tidak pas janji dalam perhitungan hari-hari?


Coba baca apa kata Eksekutor Pekerjaan (Plt) Sekjen PSSI, Yunus Nusi ke mass media, Selasa (1/12/2020)? Yunus menyebutkan STy memverifikasi jika dia akan kembali pada Indonesia pada 11 Desember 2020. Ini berarti, STy telat datang sepuluh hari. Berarti juga, ia tidak disipilin dan tidak profesional, dan tidak bisa jadi panutan pengajaran watak yang ia aplikasikan sendiri ke pemain Tim nasional. Masalahnya Yunus mrnyebut, sama road map yang diberi oleh STy ke PSSI, waktu kembalinya ke Indonesia semestinya di hari Selasa, 1 Desember 2020.


Yunus Nusi akui belum mengetahui mengapa si pelatih mengendalikan ulangi agenda itu.


Apa saja fakta yang nanti akan diberi oleh STy, yang jelas STy tidak stabil dengan sikap dan perbuatannya. Seumpama faktanya sebab ulur tarik permasalahan tempat TC selanjutnya, seperti molornya STy tiba ke Indonesia saat sebelum Tim nasional U-19 TC ke Kroasia. Karena itu, ini jadi catatan jelek sikap STy ke-2 dan mengulang-ulang hal sama.


Dalam kondisi dan situasi pandami corona, sesudah "ngambek" dan tiba molor ke Indonesia sampai membuat kekacauan dan situasi tidak tenteram, sebab sampai menggeret dan merambat seakan permasalahannya sebab Direktur Tehnik PSSI, pada akhirnya melunak sesudah dilakukan bermacam langkah. Dan, pada akhirnya ingin pimpin Tim nasional U-19 TC ke Kroasia.


Sekarang, kelihatannya STy lakukan "ngambek" ke-2 , sebab kemauannya bawa TC Tim nasional U-19 ke Korea Selatan tidak disetujui, sebab PSSI arahkan Tim nasional U-19 masih kembali lagi TC ke Eropa.


Jika mengarah pada usainya TC di Kroasia, STy bersama beberapa orang kepercayaan pelatihnya kembali pada Korea Selatan di awal November 2020. Waktu itu, STy janji akan kembali pada Indonesia pada 1 Desember 2020 bersama seluruh staff-nya.


Atas sikap dan perlakuan tidak disiplin STy yang ke-2 ini, sebenarnya STy telah mencemari keprofesionalnnya sendiri. Tetapi, khalayak menanyakan. Apa sikap tidak disiplin STy dan beberapa staff-nya cuman berdasar belakang sebab PSSI tidak memberikan restu Tim nasional U-19 TC di Kroasia?


Jangan-jangan, STy kecewa dan sedih sebab waktu ingin TC virtual, ia terkejut sebab pemain yang diundang malahan membesar dan bukan opsinya, tetapi sebab beberapa pemain yang dipaksanya masuk TC Tim nasional U-19 sebab kebutuhan atau titipan.


Atau STy tetap takut ke Indonesia sebab corona masih menjalar?


Kurang lebih fakta yang mana paling betul dan membuat STy molor tiba dan tidak disipilin? Karena, PSSI juga tidak dikasih tahu fakta yang jelas oleh STy, kenapa mengulang-ulang permasalahan dan tiba molor.


Tetapi, pelajaran dari molornya STy tiba ke Indonesia membesut TC Tim nasional U-19 harus jadi perhatian ialah, di antara PSSI dan STy benar-benar terlihat tidak mempunyai komunikasi yang bagus. Semestinya, jika pelatih yang dikontrak kehadirannya molor sampai beberapa hari, pasti ada permasalahan yang tidak kecil. Tentu permasalahannya besar. Kenapa tidak selekasnya di susuri waktu tanggal 1 STy tidak muncul tangkai hidungnya ke Indonesia. Malahan, permasalahan keburu ke luar dan jadi bahan kabar berita mass media dan jadi kinsumsi khalayak. Apa harus demikian?


Pelajaran ke-2 , STy sudah memberikan contoh hal yang jelek ke pemain Tim nasional U-19 dan khalayak sepak bola Indonesia sebab sikap dan tindakannya konflik dengan yang ia lakukan ke pemain, konflik.


Coba bertanya ke pemain Tim nasional U-19 yang dicoret dan diminta pulang sebab tindakan indisipliner dalam beberapa saat dan jam. Pasti selaku manusia biasa, ada sakit hati. Kenapa, si pelatih malah indisipilner, tidak taat pada ketentuan; menyalahi disiplin kerja beberapa puluh hari? Bagaimana ini, PSSI?

Postingan populer dari blog ini

Siapakah Davide Calabria?

ABOUT ONLINE CASINO BANKING - FAQ

Cara Menurunkan Berat Badan saat Menjalankan Puasa Ramadan